BUDIDAYA DAN MUTU HASIL TANAMAN
KAKAO (Theobroma cacao L.)
MAKALAH
Tugas Ilmiah
Disusun
oleh :
KELOMPOK 2
PRODI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SINGAPERBANGSA
KARAWANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “Budidaya dan Mutu Hasil
Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)” ini
dengan lancar. Tak lupa shalawat serta salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
kepada para sahabatnya, para keluarganya, serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini kita menyampaikan
banyak terimakasih kepada Bapak Sahlan Mutjaba, S.S., M.Hum. selaku dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas serta tak lupa kepada semua
pihak yang telah bekerjasama dengan baik, sehingga makalah ini dapat selesai
dengan tepat pada waktunya
Seiring dengan ucapan terimakasih, kami
menyadari bahwa tak ada gading yang tak
retak, seperti hal nya makalah
yang kami buat masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif agar dalam
kegiatan yang akan datang dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amiiinn
Karawang, 06 Desember 2018
Penulis
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………………1
Daftar
Isi…………………………………………………………………………..2
BAB
I Pendahuluan…………………………………………………………….....3
1.1. Latar
Belakang…………………… ………………………………………….3
1.2. Rumusan
Masalah………………………………………………………….....3
BAB
II Pembahasan…………………………………………………………….....4
1.1. Klasifikasi
Tanaman Kakao…………………………………………………..4
1.2. Syarat
Tumbuh Tanaman Kakao……………………………………………...4
1.3. Budidaya
Tanaman Kakao……………………………………………………5
1.4. Mutu
Hasil Kakao…………………………………………………………….7
BAB III Penutup………………………………………………………………….8
1.1. Kesimpulan………………………………………………….………………..8
1.2. Saran……………………………………………………………..……………8
Daftar Pustaka…………………………………………………..………………..10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kakao
merupakan salah satu komoditi ekspor nonmigas yang memiliki prospek cukup cerah
sebab permintaan di dalam negeri juga semakin kuat dengan semakin berkembangnya
sektor agroindustri. Di pihak lain ada kecenderung timbulnya faktor–faktor
pembatas di negara–negara pengekspor kakao. Hal ini akan meningkatkan
perkakaoan kita.
Mutu
biji kakao sangat dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya tingkat produsen,
jenis kakao, keadaan tanah, tinggi tempat, suhu, kelembaban udara, curah hujan,
dan lain-lain. Namun yang paling menentukan adalah proses fermentasi biji
kakao, sebab kegagalan pada proses fermentasi tidak dapat diperbaiki pada
proses selanjutnya. Demikian pula adanya mata rantai yang cukup panjang sebelum
diekspor, yang memungkinkan terjadinya percampuran berbagai mutu biji kakao.
Hal ini juga akan menurunkan mutu keseluruhan biji yang kita ekspor.
Selanjutnya mengurangi daya saing kakao kita di luar negeri, bahkan tidak
menutup kemungkinan ekspor kakao kita di tolak.
Apabila
mutu kakao kita tidak ditingkatkan akhirnya yang rugi adalah para pekebun,
terutama petani kakao yang jumlahnya terbesar. Dan bila hal ini berlanjut akan
timbul kelesuan di bidang usaha perkakaoan kita, yang berakibat lesunya kakao
kita di mata dunia.
Dalam pembahasan kali ini akan dibahas tentang budidaya sampai mutu hasil dari tanaman kakao dengan harapan kita dapat ikut andil dalam usaha meningkatkan mutu kakao kita, khususnya kakao rakyat yang relatif masih rendah.
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana
klasifikasi tanaman kakao?
2) Apa
saja syarat tumbuh tanaman kakao?
3) Apa
saja tahapan dalam budidaya tanaman kakao?
4) Bagaimana
mutu hasil kakao setelah dibudidayakan?
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Klasifikasi Tanaman Kakao
Tanaman
kakao termasuk marga theobroma, suku dari strerculiaceae yang banyak diusahakan
oleh para pekebun, perkebunan swasta dan perkebunan Negara. Tjitrosoepomo
(1985) mengklasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub-kelas : Dialypetalae
Ordo : Malvales
Famili : Strerculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma
cacao L.
Kakao merupakan “tanaman industri yang berupa pohon dengan tinggi mencapai 9 m, daun bertangkai, bulat telur terbalik memanjang, meruncing, ukuran 10-48 x 4-20 cm, bunga berkelamin 2, berbilangan 5 pada berkas ketiak atau cabang mama, buah bentuk omblong, panjang 5-30 cm, merah sampai coklat, biji 20-30, bentuk seperti buncis, perbanyakan dengan biji”.(Kulistyarini dkk 2013:201)
1.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kakao
a.
Iklim
Faktor
iklim yang penting bagi pertumbuhan tanaman kakao meliputi curah hujan, suhu,
dan angin. Distribusi curah hujan yang merata sepanjang tahun lebih penting
daripada curah hujan tahunan kakao lebih cocok bila bulan kering tidak melebihi
dari 3 bulan. Curah hujan yang relatif rendah misalnya 1300 - 1500 mm tiap
tahun, tetapi distribusinya merata sepanjang tahun, pertumbuhan kakao lebih
baik daripada curah hujan sekitar 3000 mm tiap tahun, tetapi memiliki musim
kering selama 5 bulan.
Suhu maksimal untuk kakao sekitar 30º - 32ºC, sedangkan suhu minimum sekitar 18º - 21ºC. Angin juga berpengaruh terhadap pertumbuhan kakao, angin yang terlalu kencang akan merusak dan merugikan tanaman kakao terutama pada daunnya.
b.
Tanah
Tanah yang baik untuk kakao adalah tanah yang bila musim hujan drainase baik dan pada musim kemarau dapat menyimpan air. Tekstur tanah yang cocok bagi tanaman kakao adalah tanah liat berpasir, dan lempung liat berpasir. Tanaman kakao juga dapat tumbuh pada tanah yang memiliki pH 6,0 - 7,5.
1.3. Budidaya
Tanaman Kakao
1.3.1.
Pembibitan
Tanaman
kakao dapat diperbanyak dengan cara generatif ataupun vegetatif. Budidaya kakao
sangat ditentukan oleh tersedianya benih dan bibit yang baik. Tempat pembibitan
kakao perlu memperhatikan beberapa faktor yaitu:
a) Dekat
sumber air, mudah diawasi, tempatnya datar, drainasenya baik, terlindung dari
angina yang kencang dan sinar matahari langsung, dan tidak terganggu oleh hama.
b) Tempat
pembibitan perlu naungan untuk menahan sinar matahari dan angina yang kencang.
Naungan dapat berupa tanaman hidup seperti Lamtoro, Glyricidia yang ditanam
dengan jarak tanam 2 x 3,6 m. Naungan sementara dapat juga dengan daun kelapa,
kelapa sawit, daun tebu, atau anyaman bambu. Naungan menghadap ke Timur dengan
tinggi 1,8 – 2 m.
c) Media
polybag adalah campuran dari tanah yang subur (top soil), pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 atau
2:2:1.
d) Polybag
yang dipergunakan adalah yang transparan atau berwarna hitam dengan ukuran 30 x
20 cm tebal 0,8 mm dan lubang sebanyak 18. Selanjutnya medium dimasukkan ke
dalam polybag yang sudah berisi media sekitar 6 kg.
e) Sebelum
diisi dengan kecambah, polybag diatur dengan jarak 15 x 15 cm atau 15 x 30 cm.
namun ada pula yang rapat dengan maksud pada umur 2 bulan nanti dilakukan
penjarangan 30 x 30 cm.
f) Kemudian
disiram dengan gembor sampai cukup lembab dan bibit ditanam dalam lubang yang
dibuat jari atau kayu. Setelah benih ditanam tanah sekitar bibit dipadatkan
dengan jari secara pelan-pelan agar tidak sampai goyah pada saat disiram.
g) Agar tidak rusak karena penyiraman dan kelembaban terjamin, maka di dalam polybag dapat diberi seresah dari cincangan rumput yang tidak mengandung biji.
Perbanyakan
kakao dengan stek lebih menguntungkan sebab tanaman yang dihasilkan memiliki
sifat-sifat yang sama dengan induknya dan kemampuan produksi merata, pendugaan
produksi juga lebih mudah.
Keberhasilan usaha penyetekan kakao juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan misalnya suhu dan kelembaban. Suhu hendaknya tidak terlalu tinggi agar memudahkan pengendalian transpirasi dan reaksi-reaksi katabolisme dalam stek. Sinar matahari harus dalam keadaaan optimal untuk menekan respirasi stek dan agar stek tidak kekurangan nutrisi. Pembibitan disiram 3 kali sehari.
1.3.2.
Penanaman
Penanaman dilakukan setelah media tanam diberi lubang yang sudah ditutup kembali sekitar 1 bulan digali lagi sedalam polybag bibit kakao. Polybag dimasukkan dalam lubang tanam dan disayat dengan pisau dari bawah ke atas. Polybag yang sudah disayat ditarik dan dikumpulkan untuk dibuang. Bibit dalam polybag yang sudah berumur 4-6 bulan sudah siap dipindah.
1.3.3.
Pemupukan
Dosis unsur hara untuk tanaman kakao perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu faktor tanaman dan lingkungannya. Faktor yang berasal dari tanaman yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah umur dan produksi tanaman. Sedangkan faktor lingkungan adalah ada-tidaknya penaung, curah hujan, sifat fisika dan kimia tanah. “Jenis pupuk yang dapat digunakan adalah urea 46% N, ZA 21% N, TSP 46% P2O5, KCl 60% K2O, ZK 50% K2O, Kiserit 27% MgO, dan Dolomit 19% MgO”.(Susanto 1994:107)
1.3.4.
Pengendalian
Hama dan Penyakit
Masalah
hama dan penyakit kakao merupakan salah satu kendala yang perlu diperhitungkan.
Sebagai contoh di PT perkebunan XXIII pada tahun 1979 biaya yang dikeluarkan
untuk mengendalikan hama dan penyakit kakao mencapai 48,8% dari total biaya
pemeliharaan tanaman. Beberapa spesies serangga yang menjadi hama utama tanaman
kakao, yaitu:
a) Penggerak
buah kakao (Conopomorpha sp.)
b) Kepik
penghisap buah (Helopeltis sp.)
c) Ulat
kilan (Hyposidra talaka Walker)
d) Penggerak
batang atau cabang (Zeuzera coffea Nietn)
e) Ulat
api (Darna trima Moore)
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan
dengan cara karantina, penyelubungan buah, rampasan, rampasan jangka panjang.
1.3.5.
Panen
Pemanenan
dilakukan dengan mengamati warna kulit buah. Sedangkan buah yang berwarna merah
bila masak akan menjadi jingga. Buah siap panen apabila dompolan biji sudah
lepas dari kulit buah, dan bila digoncang-goncang akan berbunyi. Tingkat
kemasakan buah sangat mempengaruhi hasil fermentasi, sebab itu panen harus
tepat. Panen yang terlalu awal, mutu biji kering sangat rendah karena
biji-bijinya gepeng dan keriput. Sebaliknya, panen yang terlambat akan
menyebabkan biji tumbuh di dalam buah.
Untuk
mengurangi pemanenan, yang tidak tepat, maka kepada para pemanen dapat diinstruksikan
atau diberi ketentuan sebagai berikut:
1) Tidak
memanen buah yang masih muda.
2) Waktu
memanen tidak merusak bantalan buah.
3) Cara
memanen tidak boleh diputar dan harus menggunakan pisau potong yang tajam.
4) Buah-buahan
yang busuk harus disingkirkan.
5) Pemanenan
harus bersih, artinya tidak ada buah masak yang tertinggal.
6) Tidak
ada biji yang tercecer, pemanen harus teliti.
7) Dan
lain-lain.
Bila ketentuan-ketentuan ini dilanggar,
maka pemanen dapat ditegur atau bahkan diberi sanksi pemotongan premi. Dengan cara
ini para pemanen dapat bekerja dengan penuh tanggung jawab sehingga tanaman
tidak rusak dan umur ekonomisnya dapat lebih lama.
1.4.
Mutu
Hasil Kakao
Mutu
biji kakao ditentukan oleh berbagai faktor antara lain faktor prapanen dan
pascapanen. Faktor prapanen misalnya jenis tanaman, teknik bududaya, pemanenan
dan kondisi lingkungan. Sedangkan faktor pascapanen yang penting adalah proses
fermentasi, pengeringan serta penyimpanan. “Biji yang bermutu baik mempunyai
berat rata-rata 1,0 - 1,2 gram atau sekitar 83 - 100 biji tiap 100 gram”.(Susanto
1994:175)
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
· Tanaman kakao termasuk marga theobroma,
suku dari strerculiaceae yang banyak diusahakan oleh para pekebun, perkebunan
swasta dan perkebunan Negara.
· Syarat tumbuh tanaman kakao dipengaruhi
oleh faktor iklim yang penting bagi pertumbuhan tanaman kakao meliputi curah
hujan, suhu, dan angina dan factor tanah bila musim hujan drainase baik dan
pada musim kemarau dapat menyimpan air.
·
Budidaya tanaman kakao memiliki beberapa
tahap yaitu sebagai berikut :
1) Pembibitan
2) Penanaman
3) Pemupukan
4) Pengedalian
hama dan penyakit
5) Panen
· Biji yang bermutu baik mempunyai berat
rata-rata 1,0 - 1,2 gram atau sekitar 83 - 100 biji tiap 100 gram.
1.2. Saran
Semoga
makalah yang kami buat, dapat berguna dan bermanfaat bagi semua para pembaca.
Tertutama untuk lebih mengetahui informasi mengenai cara pembudidayaan tanaman
kakao. Maka perlu dilakukan budidaya tanaman kakao yang tepat untuk meningkatkan
mutu hasil kakao di pasaran luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, F.X. 1994.TANAMAN KAKAO, Budi Daya dan Pengolahan
Hasil. Yogyakarta: Kanisius
Kulistyarini, dkk.2013.Kamus Pertanian Umum.Jakarta: Penebar
Swadaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar