Disusun Oleh :
AZIZAH NURUL HAWIYAH (1810631090150)
1-B AGROTEKNOLOGI
Dosen Pengampu : Nurcahyo
Widyodaru S., S.Si., M.Sc.
TANAMAN
KEPEL (Stelechocarpus burahol)
Kepel adalah nama pohon dan buah yang mempunyai nama ilmiah Stelechocarpus burahol. Tumbuhan
penghasil buah yang menjadi kegemaran para putri keraton Jawa sejak jaman dulu
ini kini termasuk salah satu tanaman langka di Indonesia. Pohon Kepel yang
dipercaya mempunyai nilai filosofi adhi luhung ini merupakan flora identitas
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Klasifikasi
Ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta.
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Annonaceae
Genus : Stelechocarpus
Spesies : Stelechocarpus
burahol
Pohon Kepel (Stelechocarpus
burahol) di beberapa daerah di Indonesia dikenal juga sebagai buah dan
pohon kecindul, cindul, simpol, burahol, dan turalak. Dalam bahasa Inggris
tumbuhan langka ini dikela sebagai Kepel Aple. Sedangkan dalam bahasa latin
(ilmiah) disebut Stelechocarpus burahol.
Pohon Kepel menjadi kegemaran para putri keraton di Jawa selain
lantaran memiliki nilai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan
mental dan fisik, buah kepel juga dipercaya mempunyai berbagai khasiat dibidang
kecantikan. Buah Kepel telah menjadi deodoran (penghilang bau badan) bagi para
putri keraton. Sayang justru karena itu masyarakat jelata tidak berani menanam
pohon ini sehingga menjadi langka.
Ciri-ciri
Kepel
Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) mempunyai tinggi
hingga 25 m dengan diameter batang mencapai 40 cm. Pada kulit batangnya
terdapat benjolan-benjolan. Benjolan-benjolan ini merupakan bekas tempat bunga
dan buah karena bunga dan buah kepel memang muncul di batang pohon bukannya di
pucuk ranting atau dahan.
Daun Kepel tunggal,
lonjong meruncing dengan panjang antara 12 – 27 cm dan lebar 5 – 9 cm. Warna
daun Kepel hijau gelap. Bunga berkelamin tunggal, harum. Bunga jantan terdapat
pada batang bagian atas atau cabang yang tua bergerombol antara 8 sampai 16.
Sedangkan bunga betina hanya terdapat pada batang bagian bawah.

Buah Kepel tumbuh
memenuhi batang pohonnya. Bentuk buah Kepel bulat lonjong dengan bagian pangkal
agak meruncing. Warna buah Kepel (Stelechocarpus
burahol) coklat agak keabu-abuan, dan ketika sudah tua akan berubah menjadi
coklat tua. Daging buah berwarna agak kekuningan sampai kecoklatan membungkus
biji yang berukuran cukup besar. Rasa buah Kepel manis.
Habitat dan
Persebaran
Pohon Kepel atau
Burahol tersebar di kawasan Asia Tenggara mulai dari Malaysia, Indonesia hingga
Kepulauan Solomon bahkan Australia. Di Indonesia, terutama di Jawa, Pohon Kepel
mulai jarang dan langka. Pohon Kepel dapat tumbuh di habitat yang berupa hutan
sekunder yang terdapat di dataran rendah hingga ketinggian 600 mdpl.
Konservasi
Pohon Kepel
Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) menjadi salah
satu pohon yang langka. Kelangkaan tanaman ini lebih disebabkan oleh adanya
anggapan pohon ini sebagai pohon keraton yang hanya pantas di tanam di istana.
Rakyat jelata, khususnya masyarakat Jawa akan merasa takut mendapatkan tuah
(kuwalat) jika menanam pohon ini.
Selain itu, sebagian masyarakat juga merasa buah ini malas untuk
membudidayakannya. Meskipun memiliki rasa yang manis tetapi sebagian besar isi
buah dipenuhi biji sehingga mengurangi minat orang untuk membudidayakannya. Kini, pohon langka ini masih dapat ditemui di kawasan keraton Yogyakarta, TMII,
Taman Kiai Langgeng Magelang, dan Kebun Raya Bogor.
Filosofi
dan Manfaat Kepel
Buah Kepel(Stelechocarpus
burahol) yang buahnya seukuran kepalan tangan orang dewasa mempunyai
filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik karena
seperti tangan yang terkepal.
Buah Kepel sejak zaman dahulu telah dipergunakan oleh para putri keraton
sebagai penghilang bau badan dan pewangi badan. Selain itu juga dipercaya
sebagai salah satu sarana kontrasepsi sebagai sterilitas wanita (KB).
Daging buah kepel dipercaya mempunyai khasiat memperlancar air kencing,
mencegah inflamasi ginjal. Kayu pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) dapat digunakan sebagai bahan industri atau
bahan perabot rumah tangga dan bahan bangunan yang tahan lebih dari 50
tahun. Daun kepel bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat. Lalap daun
kepel mampu menurunkan kadar kolesterol.
Sebuah ironi, pohon Kepel yang sarat filosofi dan manfaat lagi digemari oleh
para putri keraton justru pohon tersebut menjadi langka dan terancam punah
lantaran rakyat jelata takut kuwalat jika ikut menanamnya. Adakah ini
menyiratkan kepada kita bahwa kita tidak boleh terlalu menggantungkan asa pada
para penguasa. Kitalah, segenap rakyat yang bisa menentukan lestari tidaknya
alam ini termasuk pohon Kepel, pohon Burahol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar